Film BatarSyiwa sudah tayang di ANTV. Mungkin banyak orang kebingungan kalau menontonnya. Jangankan non-Hindu, orang Hindu sendiri dapat bingung.
Mahadewa merupakan salah satu nama suci Tuhan dalam agama Hindu, BatarSyiwa artinya Tuhan Yang Maha Besar, nama lain dia ialah Shiwa. Shiwa di bumi bersemayam di Kailasha, nama daerah tersuci di puncak gunung Himalaya. Menurut keterangan kitab suci, puncak ini dipercaya perbatasan antara alam konkret dengan surga.
Gunung himalaya dipercaya gunung paling suci umat Hindu, ibarat dinyatakan di dalam Bhagavad Gita; “Di antara gunung, Aku ialah Himalaya”, di gunung inilah bhatara Shiwa beryoga. Sedangkan di dalam diri manusia, bhatara Shiwa bersemayam didalam lubuk hati manusia, disebut sebagai Siwa Atma atau paramaatman.
Manifestasi Shiwa di kahyangan ialah Sadha Siwa, dia berwujud atau berpribadi, penguasa kahyangan, sering disebut Iswara. Sedangkan manifestasi dia yang ada dimana-mana ialah Paramasiwa, dia disebut Parameswara, Yang maha tinggi.
Yang dikisahkan pada film BatarSyiwa ialah Shiwa, Tuhan yang berpribadi sebagai Yogin/pertapa, sehingga seperti ibarat manusia. Bahkan dia mempunyai 4 sakti/istri (menjadi dasar aturan maksimal poligami yang dibolehkan). Salah satunya ialah Dewi Sati, putri Daksa (Daksa putra Brahma), daksa juga sebagai Dewa pencipta.
Dewi sati (dalam film dikatakan Shakti), nama lainnya ialah Dewi Uma, pada inkarnasi berikutnya sebagai Dewi Parvati. Sati merupakan simbol kesetiaan seorang istri terhadap suaminya, dengan membakar diri saat suaminya diaben. Tradisi ini pernah terjadi di Nusantara, khususnya Jawa dan Bali, juga di India. Tradisi ini di Indonesia dihapuskan Belanda, di India dihapuskan Inggris.
Daksa pada film BatarSyiwa digambarkan sebagai Dewa yang besar kepala terhadap Shiwa, sehingga Shiwa akan memenggalnya dan diganti dengan kepala Kambing. Daksa tidak mau menciptakan patung Wisnu disertai dengan “Lingga-Yoni” simbol Shiwa. Patung Wisnu hanya disertakan dengan patung Brahma, sehingga hal ini menciptakan patung Wisnu tidak dapat dimasukan ke kuil. Namun atas ulah Sati, putrinya, meletakan Lingga-Yoni sehingga Patung Wisnu dapat dimasukan ke kuil. Ini pula sebabnya di Bali dikenal konsep Kahyangan Tiga, hadirnya 3 pura daerah pemujaan Tri Murti. Pura pemujaan Wisnu dengan Brahma menjadi satu tempat. Menurut kitab Siwa Purana, Brahma dihentikan dipuja, Brahma hanya dapat dipuja di pura diperuntukan Wisnu. Hanya Siwa yang dapat dipuja tersendiri, lantaran beliaulah penguasa dari semuanya.
Dalam Film BatarSyiwa juga akan diceritakan percintaan Dewa Shiwa, sampai lahirnya Ganesha dan Kartikeya (di Bali disebut Dewa Kumara, Dewanya para anak kecil).
Mungkin penonton akan bertanya dalam hati, kenapa Tuhan Hindu pacaran? Ya, lantaran kekasih sejati insan ialah Shiwa, Tuhan itu sendiri, daerah memohon perlindungan, kedamaian, kesejahteraan, memohon pertolongan, bahkan dia daerah curhat manusia. Itulah sebabnya seperti Shiwa digambarkan “Pacaran” ibarat remaja. Hal ini mempunyai filosofi, bahwa siapa pun menyayangi dia dengan sungguh-sungguh, maka orang itu akan mencapai-Nya, hidup kekal bersama-Nya.
Demikian isu dari kami biar bermanfaat bagi anda.
Terima Kasih Bom-Bom-Car ( ^.^ )
Buat lebih berguna, kongsi: