Kerudung Perempuan (Jilbab), Perintah Allah Yang Sudah Dilupakan Umat Islam

Ada satu peribahasa pendek, sederhana, tetapi dalam artinya, yang berbunyi sebagai berikut: “Tak Kenal Maka Tak Sayang” Sesuai dengan peribahasa diatas, ada satu perintah Allah yang penting yang hampir tak dikenal atau dianggap enteng oleh umat Islam, yaitu keharusan perempuan menggunakan kerudung kepala.
Keharusan kaum perempuan menggunakan kerudung kepala tertera dalam surat An Nur ayat 31 yang cukup panjang, yang penulis kutip satu baris saja, yang berbunyi sebagai berikut. : “Katakanlah kepada perempuan yang beriman… … … . . Dan hendaklah mereka menutupkan kerudung kepalanya hingga kedadanya”… … . .
Dan menyerupai yang tercantum dalam surat Al Ahzab ayat 59 yang artinya sebagai berikut. : “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isteri engkau, belum dewasa perempuan engkau dan isteri-isteri orang mu’min, supaya mereka menutup kepala dan tubuh mereka dengan jilbabnya supaya mereka sanggup dikenal orang, maka tentulah mereka tidak diganggu (disakiti) oleh pria yang jahat. Allah pengampun lagi pengasih”.
Perintah Allah diatas ialah terang dan tegas yang wajib hukumnya bagi kaum perempuan sebagaimana dinyatakan Allah pada pembukaan surat An Nur yaitu : “Inilah satu surah yang Kami turunkan kepada rasul dan Kami wajibkan menjalankan hukum-hukum syariat yang tersebut didalamnya. Dan Kami turunkan pula didalamnya keterangan-keterangan yang jelas, biar kau sanggup mengingatnya”.
Dari suara ayat diatas jelaslah perempuan yang tidak menggunakan kerudung telah melaksanakan dosa yang besar alasannya ialah ingkar kepada aturan syariat Islam yang diwajibkan oleh Allah.
Perintah Allah diatas ditegaskan lagi oleh Nabi Muhammad S.A.W. dalam hadist dia yang artinya : “Wahai Asma! Sesungguhnya seorang perempuan apabila sudah cukup umur, dilarang dilihat seluruh anggota tubuhnya, kecuali ini dan ini, sambil rasulullah menunjuk muka dan kedua tapak tangannya”.
Sekarang kalau kita keliling diseluruh Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei, sedikit sekali kaum perempuan Islam yang menggunakan kerudung kepala, umumnya hanya belum dewasa gadis pesantren. Jumlah kaum perempuan yang menggunakan kerudung kepala sanggup dihitung dengan jari, tidak ada artinya dari jumlah penduduk Islam yang lebih kurang 180 juta.
Kalau begitu gambarannya, banyak sekali kaum perempuan yang masuk neraka, cocok sekali dengan suara hadits dibawah ini, yang artinya sebagai berikut. : “Saya bangkit dimuka pintu soranga, tiba-tiba umumnya yang masuk ke soranga orang-orang miskin, sedangkan orang yang kaya-kaya masih tertahan, hanya saja bahagian mereka telah diperintahkan masuk neraka, dan saya bangkit di pintu neraka maka kebanyakan yang masuk neraka wanita.
Banyak kaum perempuan yang masuk neraka, semata-mata alasannya ialah didalam hidupnya tak mau menggunakan kerudung kepala atau Jilbab, didalam neraka akan menerima siksaan yang berat sekali sebagai mana diceritakan Nabi Muhammad dalam hadits dia yang artinya sebagai berikut. ; “Wanita yang akan digantung dengan rambutnya, hingga mendidih otak dikepalanya didalam neraka, ialah wanita-wanita yang memperlihatkan rambutnya kepada pria yang bukan muhrimnya” Hadits diatas ialah bahagian simpulan dari hadits nabi Muhammad yang cukup panjang, yang menceritakan aneka macam macam siksa neraka yang diperlihatkan Allah waktu dia pergi mikraj. Waktu dia menceritakan nasib kaum perempuan yang berat siksanya didalam neraka alasannya ialah tak mau menggunakan kerudung kepala atau jilbab didalam hidupnya, dia meneteskan air mata.
Begitulah Nabi Muhammad S.A.W. menangisi nasib kaum perempuan dari ummatnya nanti di akherat, tetapi kini kalau kaum perempuan Islam disuruh menggunakan kerudung kepala, banyak alasannya ada yang menyampaikan fanatika agama, sudah kuno tidak cocok dengan zaman, panas dan lain sebagainya. Sikap kaum perempuan di zaman kini sungguh bertolak belakang dengan perilaku kaum perempuan di zaman dahulu diwaktu ayat kerudung kepala itu turun, sebagaimana diceritakan oleh Aisyah, istri Nabi Muhammad S.A.W. berikut ini : “telah berkata Aisyah : Mudah-mudahan Allah memberi rahmat atas perempuan-perempuan Muhajirat yang dahulu. Diwaktu Allah menurunkan ayat kerudung itu, mereka koyak kain-kain berlukis mereka yang belum dijahit, kemudian mreka jadikan kerudung”.
Sikap perempuan Islam di Medinah pada waktu turunnya ayat kerudung itu, betul-betul cocok dengan seorang eksklusif beriman, sebagai yang digambarkan Allah didalam Al Qur’an, yaitu jikalau mereka mendengar ayat-ayat Allah dibacakan, mereka kemudian berkata :”Kami mendengar dan kami patuh”.
Tetapi kini perilaku sebagian perempuan Islam, jikalau dibacakan ayat mengenai keharusan memamakai Jilbab, mereka berkata :”Kami mendengar tetapi kami ingkar. ” Kalau begitu perilaku kaum perempuan Islam terhadap ayat Jilbab ini, betul tidak cocok dengan pengakuannya kepada Allah didalam shalat yang berbunyi sebagai berikut:
“La syarikallahu wabidzalika ummirtu wa anna minal muslimin. ” Yang artinya “Tiada syarikat bagi Engkau dan saya mengaku seorang muslimah”
Seorang perempuan yang mengaku dirinya seorang muslimah, yaitu tunduk dan patuh kepada seluruh perintah Allah, harus berpakaian muslimah didalam hidupnya, yaitu terdiri dari jilbab dan pakaian yang menutup seluruh anggota tubuhnya, berlengan panjang hingga pergelangan tangannya dan menggunakan rok yang menutup hingga mata kakinya. Kalau mereka tidak berpakaian menyerupai diatas, mereka bukan disebut perempuan muslimah. Kaprikornus pengakuannya didalam shalat yang berbunyi :”Aku mengaku seorang muslimah” ialah kosong, dusta kepada Allah.
Seseorang yang bersumpah palsu saja dimuka pengadilan ialah berat hukumannya, apalagi seseorang yang berjanji palsu dihadapan Allah, tentu berat hukumannya didalam neraka, yaitu hingga digantung dengan rambutnya hingga mendidih otaknya.
Kaum perempuan menyangka bahwa tidak menggunakan jilbab ialah dosa kecil yang tertutup dengan pahala yang banyak dari shalat, puasa, zakat dan haji yang mereka lakukan. Ini ialah cara berpikir yang salah harus diluruskan. Kaum perempuan yang tak menggunakan jilbab, tidak saja telah berdosa besar kepada Allah, tetapi telah hapus seluruh pahala amal ibadahnya sebagai suara surat Al Maidah ayat 5 baris terakhir yang artinya :”… . . Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum syariat islam sehabis beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan diakhirat dia termasuk orang-orang yang merugi.


Orang yang menggunakan jilbab lebih manis dari pada yang tidak....
Buat lebih berguna, kongsi:
close