Dalam sebuah riwayat dijelaskan, bahwa pada zaman Nabi Musa as, kaum bani Israil pernah ditimpa animo kemarau panjang, kemudian mereka berkumpul menemui Nabi Musa as dan berkata: "Wahai Kalamullah, tolonglah doakan kami kepada Tuhanmu biar Dia berkenan menurunkan hujan untuk kami!"
Kemudian berdirilah Nabi Musa as bersama kaumnya dan mereka bersama-sama berangkat menuju ke tanah lapang. Dalam suatu pendapat dikatakan bahwa jumlah mereka pada waktu itu lebih kurang tujuh puluh ribu orang.
Kemudian berdirilah Nabi Musa as bersama kaumnya dan mereka bersama-sama berangkat menuju ke tanah lapang. Dalam suatu pendapat dikatakan bahwa jumlah mereka pada waktu itu lebih kurang tujuh puluh ribu orang.
Setelah mereka hingga ke daerah yang dituju, maka Nabi Musa as mulai berdoa. Diantara isi doanya itu ialah:
"Tuhanku, siramlah kami dengan air hujan-Mu, taburkanlah kepada kami rahmat-Mu dan kasihanilah kami terutama bagi belum dewasa kecil yang masih menyusu, binatang ternak yang memerlukan rumput dan orang-orang renta yang sudah bongkok. Sebagaimana yang kami saksikan pada ketika ini, langit sangat cerah dan matahari semakin panas.
sumber :http://vaseppi-junior.blogspot.com
Tuhanku, jikalau seandainya Engkau tidak lagi menganggap kedudukanku sebagai Nabi-Mu, maka saya mengharapkan keberkatan Nabi yang ummi yaitu Muhammad SAW yang akan Engkau utus untuk Nabi tamat zaman.
Kepada Nabi Musa as Allah menurunkan wahyu-Nya yang isinya: "Aku tidak pernah merendahkan kedudukanmu di sisi-Ku, sesungguhnya di sisi-Ku kau memiliki kedudukan yang tinggi. Akan tetapi bersama denganmu ini ada orang yang secara terang-terangan melaksanakan perbuatan maksiat selama empat puluh tahun. Engkau boleh memanggilnya biar ia keluar dari kumpulan orang-orang yang hadir di daerah ini! Orang itulah sebagai penyebab terhalangnya turun hujan untuk kau semuanya."
Nabi Musa kembali berkata: "Wahai Tuhanku, saya ialah hamba-Mu yang lemah, suaraku juga lemah, apakah mungkin suaraku ini akan sanggup didengarnya, sedangkan jumlah mereka lebih dari tujuh puluh ribu orang?" Allah berfirman: "Wahai Musa, kamulah yang memanggil dan Aku-lah yang akan menyampaikannya kepada mereka!."
Menuruti apa yang diperintahkan oleh Allah, maka Nabi Musa as segera bangun dan berseru kepada kaumnya: "Wahai seorang hamba yang durhaka yang secara terang-terangan melakukannya bahkan lamanya sebanyak empat puluh tahun, keluarlah kau dari rombongan kami ini, lantaran kamulah, hujan tidak diturunkan oleh Allah kepada kami semuanya!"
Mendengar undangan dari Nabi Musa as itu, maka orang yang durhaka itu bangun sambil melihat kekanan kekiri. Akan tetapi, ia tidak melihat seorangpun yang keluar dari rombongan itu. Dengan demikian tahulah ia bahwa yang dimaksudkan oleh Nabi Musa as itu ialah dirinya sendiri. Di dalam hatinya berkata: "Jika saya keluar dari rombongan ini, pasti akan terbukalah segala kejahatan yang telah saya lakukan selama ini terhadap kaum bani Israil, akan tetapi bila saya tetap bertahan untuk tetap duduk bersama mereka, pasti hujan tidak akan diturunkan oleh Allah SWT."
Setelah berkata demikian dalam hatinya, lelaki itu kemudian menyembunyikan kepalanya di sebalik bajunya dan meratapi segala perbuatan yang telah dilakukannya sambil berdoa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya saya telah durhaka kepada-Mu selama lebih empat puluh tahun, walaupun demikian Engkau masih memperlihatkan kesempatan kepadaku dan kini saya tiba kepada-Mu dengan ketaatan maka terimalah taubatku ini."
Beberapa ketika selepas itu, kelihatanlah awan yang bergumpalan di langit, seiring dengan itu hujanpun turun dengan lebatnya bagaikan ditumpahkan dari atas langit.
Beberapa ketika selepas itu, kelihatanlah awan yang bergumpalan di langit, seiring dengan itu hujanpun turun dengan lebatnya bagaikan ditumpahkan dari atas langit.
Melihat keadaan demikian maka Nabi Musa as berkata: "Tuhanku, mengapa Engkau memperlihatkan hujan kepada kami, bukankah di antara kami tidak ada seorangpun yang keluar serta mengakui akan dosa yang dilakukannya?"
Allah berfirman: "Wahai Musa, saya menurunkan hujan ini juga di sebabkan oleh orang yang dahulunya sebagai lantaran Aku tidak menurunkan hujan kepada kamu."
Nabi Musa berkata: "Tuhanku, lihatkanlah kepadaku siapa tolong-menolong hamba-Mu yang taat itu?"
Allah berfirman: "Wahai Musa, dulu ketika ia durhaka kepada-Ku, Aku tidak pernah membuka aibnya. Apakah sekarang. Aku akan membuka aibnya itu ketika ia telah taat kepada-Ku? Wahai Musa, sesungguhnya Aku sangat benci kepada orang yang suka mengadu. Apakah kini Aku harus menjadi pengadu?"Buat lebih berguna, kongsi: