Novel Terbaru : Novel Ujian Cinta atau Tanda Tidak Pantas Untuk Mu Ini yakni kali pertama sehabis beberapa bulan lamanya saya mulai menulis dan update novel, kali pertama sehabis lulus jenjang pendidikan S2 yang saya tempuh, beberapa bulan kuliah lagi saya mulai mendapat wacana pemahaman gres wacana diri, wacana menyayangi ataupun dicintai, atau mungkin hal yang tidak disukai berupa benci, konflik dan lainnya. Entah kenapa sehabis lebih dari 3 bulan lamanya tidak menulis saya merindukan moment-moment itu.
Dengan menulis saya banyak memahami arti hidup, cinta dan kebencian dari sana saya berguru mempelajari mengapa hati kadang tidak bisa diajak kompromi dengan logika, semua itu saya lalui begitu cepat tidak terasa waktu berjalan begitu cepat tanpa terasa juga usia ini terus bertambah, ada waktu dimana kita merasa bahwa semakin bertambah usia maka akan semakin banyak persoalan yang dihadapi.
Tentu kalian berfikir sama persoalan yang dihadapi oleh anak Sekolah Menengan Atas akan lebih sedikit jikalau dibandingkan dengan persoalan seorang mahasiswa yang kuliah di S1 begitu juga mereka lebih sedikit jikalau dibandingkan dengan mahasiswa S2 dan seterusnya, kadang saya berfikir mengapa hal itu bisa terjadi bertahun lamanya tanggapan itu gres saya sanggup sekarang. Semakin bertambah usia tanggung jawab dan beban seseorang akan dipikul sendiri dimana kita mulai berguru berfikir untuk mandiri.
![]() |
Novel Terbaru : Novel Ujian Cinta atau Tanda Tidak Pantas Untuk Mu |
Mempertahankan hidup, status, dan kebutuhan ditangan sendiri tidak menyerupai ketika dimana kita masih menjadi tanggungan orang tua, kini mungkin kita akan berfikir bahwa betapa besar beban yang dirasakan oleh orang bau tanah untuk memenuhi semua kebutuhan. Tetapi kita tidak pernah mendengar orang bau tanah kita mengeluh, seandainya memang ada tidak begitu dibesar-besarkan keluhan hanya sebatas menarik nafas panjang.
Begitu juga kita kini yang telah mulai menjadi seorang lebih remaja memehami apa itu kebutuhan dan mencoba memikulnya sendiri dan memenuhinya disinilah letak kedewasaan seseorang mencoba mandiri, tetapi semua akan beregenerasi jikalau dulu kita hanya akan dibalik orang bau tanah kini mulai kita yang akan menjadi orang lebih dewasa, kita juga dipanggil dengan sebutan Ayah atau Ibu.
Mereka yang sudah menua akan hilang dan berganti, dan terus begitu kehidupan, semua akan datang pada waktunya. Jika kita perlahan memperhatikan dan mencoba mengingat wacana bagaimana saya yang dulu duduk dibangku SD, melihat kenakalan diwaktu Sekolah Menengah Pertama dan terus berubah menjadi remaja Sekolah Menengan Atas yang penuh akan rasa ingin tahu, hingga pada waktu dimana saya mulai menemukan jati diri dan menemukan tanggapan wacana siap saya di Perguruan tinggi atau ditempat bekerja.
Semua itu terasa sudah sangat usang saya rasakan semua berlalu begitu cepat, begitu juga wacana semua perasaan akan cinta yang pernah saya lalui selama ini, dari mulai SD diman cinta Monyet, dan berganti menjadi Pengagum dan mengenai Cinta yakni sebuah status dibangku Sekolah Menengah Pertama dan berkembang dibangku Sekolah Menengan Atas awal dari merintis korelasi yang akan dibawa kemana, ketidak pastian akan terus terasa dan begitu keragu-raguan menjadi sebuah sahabat akrab.
Sambil menunggu usia mendewasa, kisah ini saya tulis bukan tidak berasan wangsit ini saya sanggup dari seorang sahabat S2 ku yang sedang menahan kesedihan, sebagai seorang sahabat saya menanyakan hal apa yang sedang ia rasakan, memberikan klarifikasi padanya biar bisa membagi dongeng setidaknya dengan menyebarkan meski tidak menemukan jalan keluar ada rasa lega yang akan diterima tidak disimpan dalam hati sendiri saja.
Lantas sehabis dia bercerita disaat itulah saya teringat akan kisah hidupku yang telah ku lalui dulu, sembari menenangkanya saya pun sempat meneteskan air mata, dari sana saya mencoba menciptakan hipotesis wacana perasaan mungkin bukan hanya saya saja yang mencicipi hal serumit itu ada banyak orang diluar sana mencicipi hal yang sama.
Kisah itu bermula puluhan tahun lamanya semenjak pertama kali kami berpacaran bahkan dari mulai semenjak cinta monyet kisah itu terus berlanjut menuju pase diman kami mulai membawa kejenjang lebih serius, 15 tahun kami berpacaran sehabis semua usaha panjang yang dilalui kami perlahan mengikut korelasi yang semula korelasi itu tidak berarti apa- apa hingga menjadi suatu ikatan yang hampir sah.
Setelah perjalanan panjang berpacaran semenjak Sekolah Menengah Pertama risikonya sehabis lulus kuliah kami tetapkan untuk bertunangan, waktu itu usia ku 23 tahun dan sudah cukup mapan, tanpa keraguan sedikitpun saya tetapkan untuk bertungan dengan sang pacar, berjalan 7 bulan tepatnya sekitar 5 bulan lagi kami akan melaksanakan pernikahan, hal itu terasa begitu membahagiakan tetapi semala 7 bulan berlalu itu ada rasa yang sangat mengganjal dalam pikiran ini.
Sebuah rasa dimana saya ragu dengan semua keputusan itu, hal itu bukan tidak beralasan lantaran ada banyak pihak lain yang memperlihatkan wacana sebuah ikatan jauh lebih baik, bahkan saya terus membandingkan tunangan ku dengan mereka yang berusahan untuk mengubah keputusan ku, 7 bulan itu waktu yang tidak sedikit bagi ku, lantaran lebih sulit melewati korelasi sehabis tunangan dari pada 15 tahun yang telah berlalu.
Dalam hati saya punya waktu sekitar 3 bulan lagi jikalau ingin tetapkan dan mengakhiri sebuah korelasi ini, singkat dongeng waktu yang telah berlalu 3 bulan dinanti risikonya saya tetapkan untuk pergi menghilang dan tetapkan pertunangan itu secara sepihak, tentu keputusan itu bukan eksklusif memberikan keputusan gres wacana ingin menikah gadis lain, keputusan ku itu diambil dengan banyak sekali pertimbangan.
2 Bulan sebelum keputusan menikah risikonya saya membatalkan semua dengan alasan saya merasa bahwa saya belum siap dengan keputusan itu meski saya sudah menjani korelasi berpacaran selama 15 tahun bukan hitungan hari, dalam kesendian sehabis keputusan itu risikonya saya tetapkan untuk pergi keluar kota sendiri untuk merenungkan semua keputusan itu.
Aku perlahan mencoba melupakan Mantan Tunangan ku dengan menentukan pilihan baru, meski tidak eksklusif memutuskan. Kadang saya berfikir bahwa sebuah korelasi Pacaran tidak berarti apapun bahkan untuk sebuah korelasi lebih serius tidak menciptakan keraguan itu memudar kepastian akan semua yang akan dijalani seharunya lebih terang tidak menyerupai keputusan ku ketika ini. Entah kenapa saya merasa bahwa dia (Mantan Tunangan Ku) bukan jodoh yang pantas untuk ku, lantaran ketika ini disekeliling ku banyak sekali orang yang lebih baik darinya.
Aku sadar bahwa cinta tidak akan tumbuh dengan subur apabila kebutuhan dasar tidak dipenuhi dengan baik, artinya sebuah bahan penting demi untuk menjaga cinta yang tumbuh akan subur, salah satu pertimbangan itulah yang menciptakan ku menyudahi korelasi itu. Disisi lain pertimbangan akan semua keraguan wacana apakah kami bisa bertahan dalam ikatan yang lebih serius atau tidak itu menjadi pertimbangan lain.
Dalam kesendirian dikota berbeda saya terus merenungi dan bersenang-senang dengan apa yang saya punya menghabiskan waktu bersama dengan orang lain, bersenang-senang tanpa terasa 1 bulan telah berlalu dan saya mulai menemukan tanggapan atas keputusan yang pernah saya buat dan bisa membandingkan pasangan ku yang dulu dengan yang kini saya pilih. Perbedaan sangat mencolok, dia yang dulu (Mantan Tunangan ku) yakni seorang yang mempunyai kepribadian lembut pendiam, dan serius dalam menjalani korelasi serta memikirkan rencana kedepan tidak begitu memprioritaskan materi.
Lebih senang menyediri melaksanakan hal yang lebih bermanfaat, meski itu yang menciptakan ku sangat bosan, kebiasannya memperlakukan ku selama 15 tahun tetap sama, tetap peduli dan selalu menanyakan pekerjaan apa yang sudah dilalui. Itu hanya sebagaian kecil saja, tetapi pasangan ku kini bertolak belakang arif menghubur, selalu ceria dan bersenang-senang melaksanakan sesutu kesenangan dengan sebuah landasan yang ia suka, tidak begitu memikirkan hari kedepan, diwaktu ku merasa bosan dia bisa menjadi alternatif untuk membuang kebosanan itu.
Tetapi perlahan dalam waktu yang cukup singkat saya merasa bahwa semua keputusan ku meninggalkan Sang Mantan yakni kesalahan terbesar dalam hidup ku, kadang jikalau waktu bisa saya ulang saya tidak akan tetapkan sepihak wacana pertungan itu. Tetapi nasi telah menjadi bubur, Keputusan yang telah dibentuk niscaya mempunyai konsekuensi yang harus diterima. Aku ingat bahwa saya masih punya waktu 1 bulan sebelum korelasi kami berakhir.
Dengan rasa impian tinggi saya ingin kembali, dan mencoba untuk kembali menghubungi Sang Mantan (Tunangan Ku) tetapi hasilnya saya mendapat gosip bahwa dia tetap akan menikah entah dengan siapa. Hati ini rasanya sangat menyesal tetapi dari kisah yang telah saya lalui itu saya hanya bisa berguru banyak bahwa ada dua hal pertama ujian menuju jenjang lebih serius akan mendapat tanda atas mereka calon Istri atau Suami konflik yang didapat berupa petunjuk bahwa memang benar seseorang bukan jodoh yang pantas untuk diri ini.
Kedua seseorang akan diuji dengan rasa kebosan dan mencoba dipisahkan siapa yang lulus dalam ujian itu maka ia akan mendapat hal yang indah didepan. Nampaknya saya mengalami hal kedua sayangnya cinta yang telah dibangun tidak lulus ujian, saya kalah dengan godaan yang ada. Setelah perjalanan kisah itu saya sempat memberikan klarifikasi kepada Sahabat satu kelasku menyambung dongeng awal wacana apa yang pernah saya lalui dan disesali.
Setiap kali seseorang yang sudah menuju jenjang lebih serius baik tunangan ataupun sebentar lagi menikah niscaya terdapat dua hal itu, entah itu berupa petunjuk bahwa dia bukan jodoh yang baik untuk kita ataupun cinta yang telah dibangun mendapat ujian. Tentu kalian jangan hingga mengikuti kesahalan yang pernah saya lakukan.
Aku selalu menasehati teman-teman ku yang tengah mengalami hambatan sama, sehabis tragedi itu sempurna 2 ahad sebelum Tungan ku yang dibarkan menikah saya tetapkan kembali setidaknya meski bukan menjadi pengantin saya ingin kembali dan menghadiri pernikahannya walau hanya sebagai tamu undangan. Sesaimpainya dirumah sehabis beberapa bulan lamanya saya pergi keluar kota hati ini terkejut lantaran dirumah tengah ramai orang.
Kepulangan ku menjadi pertanyaan besar dalam hati mungkin mereka akan murka pada ku dikarenakan telah membatalkan pertunangan ini secara sepihak, bahkan saya bisa dibunuh jikalau hingga orang bau tanah ku aib atas ulah anakku, segera saya bergegas menuju orang tuaku sambil meminta maaf dan air mata ini bercucuran begitu saya bersujud di kaki Ibu dan Ayah ku.
Aku : Ibu, Ayah Maafkan anak mu ini yang sudah mengecewakan mu (Sambil menagis dalam penyesalan terdalam)
Ayah : Kau memang anak kurang perhitungan ayah murka dan kecewa.
Aku : Maaf Ayah saya hanya bisa meminta maaf.
Ibu : Sudah Nangisnya sebaiknya kau masuk dan bersiap-siap.
Aku : Bersiap ? Untuk apa Bu.
Ibu : Kamu ini gimana masih ditanya untuk apa cepat bergegas Mandi dan bersiap. Untuk kau pulang sempurna waktu, Apa pekerjaan mu sudah selesai semua.
Aku : Pekerjaan ? saya tambah resah apa maksudnya.
Ibu : Sudah tidak usah banyak bicara mandi dan ganti pakaian itu.
Aku : Tapi Bu,
Ibu : Cepat sebelum ibu semakin murka sudah cukup menunggu mu beberapa bulan Ibu tidak akan menunggu lagi.
Sambil menuju kekamar air mata ini pun belum kering, saya masih bingung, sehabis selesai berkemas-kemas saya bersama 2 orang saudara dan orang bau tanah serta beberapa kerabat yang terlihat membawa entah apa dalam kendaraan beroda empat yang disapkan, saya disuruh menggunakan Jas dan pakaian lengkap rapi sekali, sambil berfikir dalam hati apa maksud dari semua ini.
Tidak usang sehabis perjalanan 30 menit hati ini terus berdegup dan terus bertanya dalam hati mengapa kendaraan beroda empat ini menuju rumah (Mantan Tunangan Ku) sesaimpainya dirumahnya saya terdian lemas rasanya semua tulang ku menyerupai lumpuh, keringat cuek keluar sambil berhadap semoga ini semua tidak menyerupai anutan ku, saya bergumam dalam hati mungkin saya harus menghadiri Mantan Tunangan ku seserahan dengan Calon Suaminya yang baru.
Sampai ketika masuk rumah dan pembawa program memberikan beberapa kata sambutan, akupun terus mencoba menebak apa maksud dari semua itu, Tiba diacara inti risikonya disebutkan bahwa tujuan dapang kesini untuk meminta maaf dan mengganti hari, dari pertunangan lantaran anak kami maksudnya (Saya) gres pulang dari luar kota dengan alasan pekerjaan yang gres selesesai. Singkat dongeng program seserahan itu selesai saya tidak pernah mengerti maksud ini semua.
Intinya itu yakni seserahan ku, entah untuk siapa tetapi diserahkan ke pihak (Mantan Tunangan) disela waktu tersisa bahwa berdasarkan etika dari tempat kami calon pengantin yang telah diserahkan kepihak wanita dihentikan pulang bersama rombongan seserahan harus pulang diantar dari pihak Wanita, saya mencoba untuk menyempatkan bertemu dengan Mantan Tunangan ku apa maksud ini semua.
Mantan Tunangan Ku : (Hanya Tersenyum Tanpa Mengatakan Sepatah kata pun)
Aku : Segera saya memeluknya.
Aku tahu kau niscaya kembali dan saya menyakini itu 16 tahun pacaran hati ini sudah mengikat kita, saya bisa mencicipi apa yang kau rasakan dan mungkin kau juga begitu, oleh alasannya yakni itu ketika kau tetapkan pertunangan itu secara sepihak saya tidak pernah menyampaikan kepada kedua orang bau tanah kita, bahkan saya beralasan bahwa kau pergi selama beberapa bulan untuk menuntaskan bisnis dan mencari uang untuk modal kesepakatan nikah kita Kata Tunangan ku.
Mendengar kata-kata itu saya menangis tidak ada henti rasanya semua ini hanya mimpi soal Wanita yang dulu menarik hati korelasi kami ia hanya ingin bersenang-senang saja tidak memikirkan masa depan saya kini sadar bahwa semua itu yakni ujian dari Tuhan wacana keraguan cinta ini, mungkin di dunia ini hanya ada satu kisah menyerupai kami. Seandanyai semua itu sudah terjadi kami benar berpisah mungkin saya tidak akan mau hidup lagi.
Sang Puteri saya menyapanya dengan kedewasaan dia melandasi korelasi kami, saya hidup dan senang dan menjadi Pria yang paling beruntung di dunia ini, kini kami sudah menikah dan mempunyai satu orang Malaikat Kecil yang terus tumbuh dan melanjutkan kisah hidup kami semoga bisa memberikan apa yang kami berikan menjawab wacana keraguan seseorang yang sedang merasa resah dalam menentukan apakah akan meneruskan korelasi yang telah serius atau mengakhirnya.
Wanita dan Pria jago yakni mereka yang bisa memprediksi dan melihat menyerupai apa calon kita dimasa depan dengan potensi serta kekurangan yang dimiliki dan sanggup saling mendukung satu sama lain, terima kasih Tuhan engtau tidak menghukum ku atas semua kebodohan yang pernah saya lakukan, salam.
Buat lebih berguna, kongsi: