Do’a yaitu ibadah yang sangat agung yang dihentikan ditujukan kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala. Berdo’a yaitu cermin dari rasa tunduk dan rendah diri serta ketidakberdayaan dan melepaskan diri dari rasa mempunyai dan berkuasa. Berdo’a merupakan simbol penghambaan, sarana untuk mencicipi kerendahan diri kita sebagai insan yang lemah dan tidak ada daya apapun di hadapan Allah. Di dalam do’a, ada kebanggaan kepada Allah, ada permohonan yang nrimo dari lubuk hati yang terdalam, dan ada perasaan yang terfokus pada kemurahan Allah subhanahu wa ta’ala. Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda “do’a yaitu inti dari suatu ibadah.” (H.R. Tirmidzi)
Dalam setiap kesempatan, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam senantiasa bermunajat dengan do’a dan ber-tadarru (merasa rendah di hadapan Allah), serta menampakkan ketergantungan kepada Allah. Hal ini terutama dilakukan oleh dia pada waktu-waktu yang mustajab (waktu dimana suatu do’a dikabulkan) menyerupai di tengah malam pada ketika shalat tahajjud, pada hari Arafah, di multazam, dan sebagainya.
Di antara do’a-do’a yang dia panjatkan adalah,
“Ya Allah, perbaikilah oleh-Mu urusan agamaku alasannya ia yaitu kendali segala urusanku. Perbaikilah urusan duniaku alasannya ialah daerah penghidupanku. Perbaikilah urusan akhiratku alasannya ialah daerah kembaliku yang abadi. Jadikanlah kehidupanku sebagai pelengkap bagiku untuk memperoleh segala kebaikan. Dan jadikanlah maut sebagai final dari segala keburukan.” (H.R. Muslim)
Beliau juga sering berdo’a setiap pagi dan sore,
“Ya Allah, Dzat yang mengetahui segala sesuatu yang ghaib dan yang tampak, yang membuat langit dan bumi, pemilik dan raja segala sesuatu, saya bersaksi tiada yang kuasa selain Engkau. Aku berlindung kepadamu dari kejahatan diri dan nafsuku dan dari kejahatan setan dan sekutunya, dan dari perbuatan buruk atau yang menyebabkan kejelekan kepada sesama Mulim.” (H.R. Abu Daud)
Di antara do’a beliau,
“Ya Allah, cukupkanlah saya dengan rezeki-Mu yang halal dari yang haram. Dan jadikanlah saya kaya hanya dengan karunia-Mu, tidak dari yang lain.” (H.R. Tirmidzi)
Begitu juga do’a dia yang menyentuh ketika akan dipanggil menghadap-Nya,
“Ya Allah, ampunilah kau, dan kasihanilah aku, serta tempatkanlah saya di sisi-Mu.” (Muttafaq ‘alaih)
Saya menyarankan biar para membaca juga melihat artikel-artikel lainnya wacana Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam. Hal ini dimaksudkan biar kita lebih mengenal eksklusif dia sehingga tumbuhlah rasa cinta kepada beliau. Silahkan klik artikel-artikel berikut ini untuk mengenal Nabi Muhammad lebih jauh:
Buat lebih berguna, kongsi: